Rabu, 21 Desember 2011

Bear BUKAN Boneka

Ada seekor kumbang emas dan kumbang emas berbintik – bintik, mereka adalah sepasang kekasih. Si betina kumbang emas bernama Bear, dan Si jantan emas berbintik adalah Zeen.
Bear selalu mendapat larangan - larangan baru setiap harinya oleh Zeen. Hari ini, Bear tidak boleh menyanyi bersama kelompok paduan suaranya, karena Zeen benci melihat Organis yang selalu mencari perhatian Bear. Kemarin, Bear tidak boleh bermain bersama – sama dengan temannya, karena Zeen menganggap bahwa teman – temannya membawa dampak buruk pada Bear. 2 hari yang lalu pun Bear tetap mendapat larangan dari Zeen, yaitu tidak boleh berkunjung ke Rawa Storge karena banyak jantan muda yang menyukai Bear.
Untungnya Bear cukup sabar dalam menghadapi Zeen. Bear terus konsentrasi pada lomba lukis esok hari. Tapi saat tiba diperlombaan, lagi – lagi Bear dilarang untuk mengikuti lomba tersebut karena ada Ovard, seniman muda yang pernah menjadi kekasih Bear.  Bear begitu marah dan kecewa pada Zeen, karena ia mengikuti lomba itu karena ada beasiswa yang akan mengirimnya untuk menjadi pelukis terkenal, itulah impian Bear sejak ia kecil. Namun mimpi itu kandas.
Di dalam kamar, Bear menangis sejadi-jadinya. Ia lelah dengan semua perintah dan larangan Zeen. Ia tahu Zeen sangat menyayanginya, tapi ia benci apabila ia seperti burung yang tak bisa bebas dari sangkarnya. Selama 2 hari Bear tidak keluar kamar dan tidak mau makan, keluarganya cemas sekali.
Zeen pun akhirnya datang untuk membujuknya. Saat Bear melihat Zeen masuk ke kamarnya, Bear bertanya dengan suara keras terisak, ”Apa yang harus ku lakukan lagi untukmu, Zeen? Aku sudah mengorbankan hobiku, temanku, dan masa depanku, apa lagi yang harus kuperbuat lagi? Tahukah kau bahwa aku tulus mencintaimu, tapi kenapa kau selalu melakukan ini padaku?”. Zeen yang mendengarnya hanya diam, tak pernah ia pikirkan pertanyaan itu akan keluar dari mulut Bear. Zeen tak pernah tahu bahwa Bear terus terkekang dengan kelakuannya. Dengan sedih, Zeen pun berkata, ”Bear aku lakukan ini karena aku sayang dan cinta padamu.” Dengan keras Bear menjawab, ”Ya, aku tahu kau sayang padaku. Tapi apakah kamu tahu bahwa kamu selalu memperlakukanku sesukamu? Apakah aku ini bonekamu yang bisa kamu permainkan seenaknya? Itukah bukti sayangmu padaku?”. Perkataan Bear itu membuat airmata Zeen jatuh ke lantai. Zeen begitu malu akan dirinya. Ia tak pernah tahu bahwa cara memperlakukan cinta Bear itu salah. Cinta bukan boneka, cinta itu dewasa dan tahu apa yang terbaik, bukan dengan kekangan tapi kebebasan.
Zeen menatap Bear, “Maafkan aku Bear, aku malu pada diriku sendiri. Aku terlalu takut kehilanganmu, sehingga aku malah mempermainkan cintamu seperti boneka. Maafkan aku.” Mereka menagis bersama untuk beberapa lama.
Esoknya, Zeen tak pernah memberi memberi larangan – larangan lagi, dan mencabut larangan sebelumnya, ia tahu Bear bukan boneka, tapi cinta. Tak perlu dikekang, hanya perlu arahan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar