Virgo dan Venus bersahabat sejak kecil, mereka sering bermain di bukit kecil, di bukit itu ada sebuah goa kecil yang mereka temukan ketika sedang bermain kasti. Tak ada yang tahu goa itu kecuali mereka.
Ketika mereka telah lulus SMA, Virgo harus kuliah di London, namun Venus harus tetap di Surabaya. Dan hari ini, Venus tiba – tiba sakit. Badannya panas dan sangat pucat. Ia dilarikan ke Rumah Sakit Indah. Namun, ketika beberapa jam ia pingsan,ia siuman. Dan Venus yang baru saja siuman itu ingat bahwa Virgo hari ini akan berangkat ke London. Ia segera meminta pihak Rumah Sakit untuk mengantarnya ke Bandara. Awalnya permintaan itu tidak di izinkan, namun akhirnya di setujui karena Venus nekad pergi sendiri.
Sesampainya di sana, beberapa temannya juga ada di sana. Venus berlari menuju mereka, namun ternyata Virgo sudah lepas landas. Venus terduduk lemas, ia kesal pada dirinya. Namun Pluto, teman sebangku Venus mengelus dan menepuk punggung Venus dan berkata,” Virgo bilang dia akan pulang setiap natal. Ehm, dan.. oh ya, dia menitipkan ini padaku untuk kamu. Tapi dia nggak berkata apa – apa.” Pluto memberikan sebuah gantungan kunci pesawat berwarna merah dan bertuliskan, “ A-07”, kemudian pergi meninggalkan Venus.
Natal tiba, Venus menanti kedatangan Virgo. Ternyata Virgo tidak datang. Venus mencoba tidak menangis karena Virgo tidak suka wanita yang cengeng.
Natal terus berganti. Dan ini adalah natal ke 7 setelah kepergian Virgo. Venus diam di dalam kamarnya hingga malam tiba. Venus hanya diam menatap gantungan kunci dari Virgo. Tiba – tiba airmata menetes melewati pipinya, ia kecewa karena ia harus menanti Virgo yang tak pernah kunjung datang. Venus memegang erat gantungan kunci pesawat itu, kemudian dengan kecewa ia melemparkannya ke tembok dan pecahlah pesawat itu. Venus menangis, dan tiba – tiba, ”BLUGG”, bunyi aneh terdengar di telinganya. Ia melihat ke arah sumber suara. Dilihatnya sebuah terjun payung mini yang semakin naik ke atas dan di bawahnya turunlah segulungan kertas dengan tulisan, ”Aku menunggumu di goa itu, di hari natal pada malam hari.” Seakan tak percaya, Venus menarik kertas itu dan membacanya lagi. Ia segera berlari menuju goa itu, ia pergi tanpa payung, meski saat itu hujan sangat lebat.
Ia berlari menuju bukit dan segera berlari ke goa. Dan ia melihat seberkas cahaya api. Ia percaya pasti itu Virgo. Dan ketika sampai di sana, ia melihat sebuah api unggun yang hampir habis. Tak ada Virgo di sana. Venus masuk ke dalam goa itu dan duduk bersandar di goa kecil itu. Ia menangis. Usahanya sia – sia. Tak ada Virgo di sana.
Jaket hangat tiba – tiba menutupi tubuhnya. Ia melihat kepada sang pemberi jaket itu,dan sang pemberi jaket itu tersenyum sambil berkata, ”Aku tahu kau pasti datang.” Suara itu yag diharapkan Venus selama ini. Dan itu benar Virgo! Virgo benar – benar datang! Virgo dan Venus saling berpelukan. Virgo berkata lembut di telinga Venus, ”Setelah penantian ini, aku ingin kau menjadi istriku.” Venus mejawab dengan lembut, ”Ya.. aku tak mau penantian ini hanya sebatas sahabat.”
Api unggun itu padam, berganti dengan bara cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar